"DI BALIK KEKURANGAN ALBERT EINSTEIN"


albert einstein wallpaper 3 Albert Einstein Funny Wallpapers





Albert Einstein adalah orang Yahudi yang tinggal di Jerman. Dan itu berarti, Albert Einstein kecil menerima penghinaan dari teman-teman sepermainannya. Karena pada masa itu, orang Jerman sangat membenci orang Yahudi. Bayangkan saja, setiap hari di sekolah harus menerima ledekan teman-teman. Ditambah lagi, Albert Einstein kecil adalah seorang yang, menurutku, pemalu dan pendiam. Bahkan untuk memperkenalkan diri didepan kelas saja, ia gugup dan gelagapan. Ketika berulang kali ditanya oleh guru, berulang kali pula ia tak mampu menjawab. Ntah karena grogi, ataupun karena ia memang tak bisa menjawab. Ya, Albert Einstein memang sangat lemah dalam menghafal. Karena itu juga, guru nya berulang kali menghukum nya: membersihkan kelas seusai jam pelajaran sekolah. Berulang kali ia harus pulang terlambat. Sering kena disiplin, tidak punya teman, dapat label negative dari lingkungan, bukanlah kondisi yang mengenakkan bagi anak berusia dibawah 10 tahun.

Pada suatu kali, Albert Einstein kecil diberi hadiah kompas oleh paman nya. Ini merupakan titik balik kehidupannya. Ia penasaran dengan jarum yang selalu menunjuk ke arah utara itu. Dari situ ia memiliki keingintahuan yang besar tentang pengetahuan alam. Dan secara tak sengaja, ia dikenalkan dengan salah seorang doktor sains. Jelas, itu merupakan peluang besar bagi Einstein untuk menggali ilmu. Einstein pun diberi buku-buku referensi untuk dipelajari, dan tak jarang mereka belajar hingga larut malam.

Karena ketertarikannya di bidang sains, wajar kalau Einstein remaja menjadi orang yang paling pintar di bidang sains di sekolah nya, walaupun ia sangat lemah dalam pelajaran klasik dan hapalan. Sayangnya, Einstein masih tidak menikmati sekolahnya di Jerman. Dua tahun sebelum lulus dari high school, orang tua nya jatuh bangkrut dan harus pindah ke Italia. Karena alasan tertentu, Einstein harus berpisah dengan orang tua nya, tinggal di asrama dan meneruskan sekolah nya di Jerman. Tapi kondisi ini tidak berlangsung lama. Karena tidak betah dengan suasana sekolah dan asrama, ia mencari cara agar dapat keluar dari sana. Apa yang dilakukannya? Ia berpura-pura sakit jiwa! Hingga ia mendapat surat rekomendasi dari dokter dan drop-out dari sekolah. Tak terbayang oleh ku anak SMA dapat melakukan hal nekat seperti ini. Hal positif nya adalah berani melakukan tindakan di luar kebiasaan. Hehehhe.. Terserah kalian memandangnya seperti apa.

Tak lulus dari high school di Jerman, Einstein mencoba masuk universitas ternama di Swiss, ETH Zuriich. Namun sayang, ia gagal di tahun pertama. Memang nilai sains nya luar biasa, namun ia kalah di pelajaran klasik. Karena itu, pihak universitas menyarankannya untuk menamatkan high school di Swiss. Alhasil, di tahun berikutnya Einstein berhasil masuk ke kampus yang ia dambakan.

Setelah lulus S1, Einstein masih bekerja di bidang pendidikan dan penelitian. Ia menikah dengan teman kuliah nya dulu, Mileva. Awalnya mereka adalah pasangan yang serasi menurut ku. Istri nya selalu mendukung Einstein kala ia harus bergadang karena penelitiannya. Bahkan ketika Einstein butuh teman diskusi pun, Mileva dapat diandalkan, karena mereka berasal dari background ilmu yang sama. Namun, semuanya jadi berubah begitu Einstein mendapat tawaran penelitian dan mengajar serta pindah ke Jerman. Menurut Einstein, ini merupakan peluang besar bagi nya, bahkan mungkin impian terbesar nya untuk mengembangkan riset nya. Namun, tidak bagi Mileva. Mileva lebih mempertimbangkan kehidupan anak-anaknya. Mereka dikaruniai 2 orang anak. Perbedaan ini membawa mereka kepada perceraian, dimana Einstein pindah ke Jerman, sementara Mileva bersama anak2nya masih stay di Swiss. Apakah ada faktor lain yang tidak diekspose di buku ini/ publik, aku tidak tau. Tapi yang pasti, dalam kehidupan berkeluarga sangat penting adanya kesamaan visi. Kesamaan visi mulai dari awal sampai akhir. Sayang sekali karena tidak adanya kesamaan visi diantara Einstein-Mileva, hingga mereka harus berpisah dan menjalani hidup masing-masing.

Memang begitu pindah ke Jerman, Einstein mengalami kemajuan dalam karir nya. Ia bahkan memperoleh penghargaan nobel. Oya, di Jerman, Einstein sempat menikah lagi dengan seorang janda, yang masih ada hubungan saudara dengannya. Namun, hadiah dari penghargaan nobel yang diterimanya, ia berikan kepada mantan istrinya, Mileva.

Einstein yang jenius. Walaupun sulit bergaul, namun ia tidak menyerah. Ia tau apa kelebihan dan kelemahannya, dan apa yang harus digali dari dirinya. Kejeniusannya membuatnya mampu berpikir dan bertindak extraordinary, diluar kebiasaan. Out of boxBreaking the rules. Mungkin ini juga yang membuatnya, hingga mampu menelurkan suatu konsep baru tentang Fisika Modern, yang bahkan sampai kini pun belum semua fisikawan setuju, malah mungkin ada yang meragukannya. Sayangnya Einstein terlalu sibuk dengan dunia nya. Dan memang ia lemah dalam hal relasi, terlihat dari pengalaman masa kecil dan rumah tangga nya. Aku juga ngga tau mengapa ia berikan hadiah dari nobel tersebut kepada mantan istri nya. Ntah lah. Mungkin Einstein memang punya kekurangan dalam membangun keluarga dan relasi, namun daya juang dan kreativitas nya memberi warna baru dalam dunia fisika hingga mampu membawa ilmu ini keluar dari bayang-bayang lama Newton. Terkadang kita perlu berpikir out of box untuk suatu pembaharuan, walaupun tidak jarang akan muncul respon awal yang negatif dari ide tersebut. Karena pada dasarnya kan, lingkungan itu tidak suka perubahan. (Jadi inget hukum Newton I: Sigma F = 0. 

sumber :
buku EINSTEIN karya WALTER ISAACSON
www.cinemuck.com/albert-einstein-funny-wallpapers.html
http://finag.wordpress.com/

Komentar

Postingan Populer