DI BALIK SENYUMNYA YANG MANIS (CERPEN)
Namanya Dira, gadis belia yang masih
duduk di bangku SMP. Dia gadis yang periang dan selalu tersenyum ceria dengan
temannya. Akan tetapi dibalik senyum kecilnya itu, dia banyak menyembunyikan
masalah di hidupnya, salah satunya tentang penyakit leukimia yg telah lama
diidapnya sejak ia masih berusia 6 tahun. Tak ada satupun temannya yang tahu
tentang penyakit Dira. Dira gadis yg malang, orang tuanya seperti acuh
terhadapnya, tidak perduli dengan penyakit yang diderita anaknya. Tidak jarang
Dira mendapat perlakuan yang kasar dan tidak wajar dari kedua orang tuanya.
Padahal ia sangat butuh perhatian dari orang tuanya, apalagi dengan penyakit yg
diidapnya. Meskipun begitu, Dira tetap selalu tersenyum dan semangat menjalani
hari-harinya.
Saat dia sedang sekolah, ia
merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Tubuhnya lemas, gemetar dengan
wajah yang begitu pucat pasif. Lia sahabatnya pun mengingatkan ia agar ijin
untuk pulang kerumah saja.
Lia: “ra, kamu sakit?
ijin saja kalau begitu ra, muka kamu pucat banget ra, aku antar kamu
pulang kerumah ya?”
Dira: “ga ko li, aku gak
apa-apa, gausah panik kayak gitu deh.”
Akan
tetapi Lia yang begitu khawatir dengan sahabatnya itu langsun memaksanya dan
mengantar ia pulang, Dira pun akhirnya menuruti Lia karena Dira sudah tidak
kuat dengan kondisinya. Saat sampai dirumah Dira, Lia pun pamit untuk keembali
ke sekolahnya. Dira pun segera masuk ke kamarnya untuk istirahat, akan tetapi
saat mau membuka pintu kamar, ibunya pun memanggil Dira.
Ibunda Dira: “Dira, sini
kamu, kenapa kamu sudah pulang!!!!!!,
dengan nada yang kasar.
Dira: “saya sakit bu, penyakit saya
kambuh” sambil menahan tangisannya.
Akan
tetapi ibunya tidak memperdulikan anaknya itu dan terus saja memarahi dan malah
menyuruh Dira untuk membersihkan halaman rumah. Dira sabar sambil menahan
tangisnya, ia kerjakan semua itu dengan ikhlas. Melihat anaknya yang menangis
pun ayahnya juga tidak perduli dan acuh dengan Dira. Dira tetap sabar dan
semangat menjalani hari-harinya meski dengan kondisi fsiknya dan kondisi
keluarganya tersebut.
Dira yang telah terbaring lemas
dikamarnya setelah menyelesaikan apa yang diperintahkan ibunya itu berusaha
menahan rasa sakit yang teamat kuat dirasakannya. Ia merintih kesakitan dan
akhirnya ia meminta kedua orang tuanya agar mengantarkannya ke rumah sakit agar
diperiksa. Namun orang tuanya tidak peduli dengan anaknya itu, malah mereka
pergi untuk makan malam, dan meninggalkan Dira sendiri. Dira pun amat sedih dan
terpukul dengan perlakuan orang tuanya tersebut. Ia tetap semangat dan ia pun
pergi ke rumah sakit dengan sahabatnya, Lia. Lia yang tidak mengetahui tentang
penyakit Dira itu selalu menanyakannya sepanjang jalan. Dan akhirnya ia kaget
ketika Dira menceritakan penyakitnya tersebut, kalau ia mengidap leukimia. Lia
pun menangis ketika mengetahui kalau sahabatnya mengidap penyakit yang sudah
parah. Dira berusaha menenangkan sahabatnya itu, Dira berusaha tersenyum di
depan Lia.
Ketika sesampainya mereka di
rumah sakit, Dira pun langsung keruang dokter untuk diperiksa tentang
kondisinya. Setelah 5 menit pemeriksaan, dokter pun menyimpulkan kalau penyakit
leukimia yg diderita sudah sangat aku dan harus dioperasi. Tetapi tiba-tiba
Dira menangis mengingat orang tuanya yang sangat acuh kepadanya dan tidak akan
mungkin ia untuk dioperasi. Lia pun berusaha menenangkannya dan Lia pun
menelpon orang tuanya agar ke rumah sakit menyusul mereka.
Setibanya orang tua Lia di rumah
sakit, mereka pun menanyakan apa yg sebenarnya terjadi. Lia pun menjelaskan
tentang kondisi sahabatnya tersebut kepada kedua orang tuanya, dan menjelaskan
kalau orang tuanya sudah tidak ada yang perduli dengan Dira. Mendengar
penjelasan yang Lia sampaikan kepada orang tuanya, orang tua Lia pun merasa iba
dengan kondisi kesehatan Dira. Dan orang tuanya Lia pun bersedia membiayai
operasi Dira hingga berhasil. Mendengar perkataan itu, Dira pun menangis
bahagia karena masih ada yang peduli dengan dia, Dira tersenyum dan mengucapkan
terima kasih kepada kedua orang tuanya Lia.
Lalu Dira pun segera memasuki
ruang operasi, suasana teramat tegang dan berdoa agar operasi berjalan dengan
lancar dan berhasil. Setelah 1 jam menunggu, akhirnya dokter pun keluar dari
ruang operasi dan berkata kepada kedua orang tua Lia kalau operasinya berjalan
dengan lancar dan berhasil. Orang tua Lia pun sontak senang dan bersyukur
sekali, tidak terkecuali Lia yang menangis bahagia karena sahabatnya itu
akhirnya bisa sehat kembali.
Begitulah perjuangan Dira,
meskipun dalam kondisi yang amat memprihatinkan dan dengan kondisi orang tuanya
yang acuh terhadapnya, ia tetap semangat dan selalu menghadapinya dengan
senyuman. Karena dimana ada niat dan ingin untuk menjadi lebih baik, pasti akan
ada jalan untuk memperbaikinya.
By : "DY"
By : "DY"
Komentar
Posting Komentar