Kisah Kesuksesan Gibran Rakabuming Raka

Kisah Kesuksesan Gibran Rakabuming Raka

Bisnis kuliner hingga kini masih menjadi salah satu bisnis yang cukup menggiurkan bahkan bisa disebut sebagai salah satu bisnis yang tak kan pernah mati. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Joko Widodo juga cukup cerdas dalam menangkap peluang ini, meski kini ia adalah anak presiden namun tetap setia mengembangkan bisnis kulinernya.
Gibran lahir pada 1 Oktober 1988. Masa kecilnya ia habiskan di Solo. Sejak SMP ia tinggal di Singapura dan menempuh pendidikan tingkat SMA di Orchid Park Secondary School, Singapura pada tahun 2002. Pada tahun 2007, dia berhasil lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan melanjutkan studinya ke University of Technology Insearch, Sydney.
Saat kuliah Gibran rupanya tertarik untuk berbisnis catering, namun niatannya tersebut tidak ditanggapi oleh orang tuanya. Mereka ingin Gibran meneruskan usaha keluarga di bidang properti. Namun ia tetap saja berteguh hati dan mencoba bisnis tersebut karena ia melihat besarnya potensi untuk mendirikan bisnis katering di kota Solo.
Setelah lulus kuliah di University of Technology Insearch, Sydney, Australia, pada 2010 lalu, Gibran kembali ke Solo untuk merintis usaha katering. Ia melihat peluang besar dari usaha ini, apalagi saat itu orang tua gibran telah memiliki Gedung Graha Saba Buana, gedung pertemuan yang sering digunakan oleh masyarakat Solo untuk resepsi pernikahan.


Menurut Gibran, biaya pernikahan paling besar biasanya terletak pada kebutuhan konsumsi. Untuk itulah untuk melengkapi kebutuhan pelayanan Gedung Graha Saba Buana ia mendirikan katering Chilli Pari pada Desember 2010. Pada tahun 2010  Gibran mendirikan usaha katering yang bernama Chilli Pari Catering Service. Ia menggunakan gudang mebel ayahnya untuk kantor sekaligus dapur katering. Sesuai dengan filosofi Chilli Pari sendiri yang berarti chilli atau cabai yang mempunyai dasar warna merah yang menggambarkan keberanian dan Pari yang berarti kemakmuran. Gibran menjabarkan bahwa Chilli Pari adalah wujud keberaniannya untuk lepas dari bayang-bayang orang tuanya yang memang sudah memiliki pamor cukup besar.
Setelah lulus dan kembali ke rumah, saat itu Gibran mendapatkan ide untuk mendirikan usaha kuliner ketika melihat gedung pertemuan Graha Saba Buana milik ayahnya yang selama bertahun-tahun tanpa memiliki katering sendiri, jadi setiap ada yang menyewa gedung tersebut, penyewa selalu menyewa ketering ditempat lain padahal biaya terbesar saat hajatan adalah pada catering, sontak Gibran mulai berambisi untuk memulai usahanya, namun keinginan untuk memulai usaha mandiri di tentang orang tua karena ayahnya berharap Gibran mau meneruskan usaha yang telah dirintis oleh sang ayah. 
Semangat Gibran untuk menekuni bisnis kuliner bukanlah perkara yang mudah, meski saat itu ayahnya menjabat sebagai Walikota Surakarta. Seperti halnya pengusaha lain, Gibran juga mengalami kendala pada masalah modal, karena bisnis katering memang membutuhkan investasi hingga miliaran rupiah.
Tanpa meminta bantuan kepada sang ayah Gibran lebih memilih mengajukan proposal pinjaman ke Bank, sayang hampir semua proposalnya ditolak oleh semua bank mungkin karena belum percaya kepada Gibran yang waktu itu masih berumur 22 tahun dan belum memiliki pengalaman. Dari ke tujuh proposal hanya satu yang di setujui, akhirnya Gibran mendapat pinjaman namun Gibran tidak mau menyebutkan berapa jumlahnya,  Dari situlah mulai berdirinya Chilli Pari Catering pada Desember 2010. Chilli Pari Catering adalah usaha yang di geluti Gibran memberikan nama usahanya Chilli Pari,yaitu Chilli yang berarti keberanian dan Pari atau padi yang berarti kemakmuran. Gibran mengakui usaha yang dirintisnya ini berdiri tanpa mendapatkan restu orang tua
Dengan keterbatasan modal membuat Gibran harus berpikir keras untuk sebuah prioritas. Dengan modal tersebut bukan untuk membeli persediaan bahan masakan Gibran justru lebih memprioritaskan kantor bagian depan agar tampak seperti restoran mini. "Pertama kali yang penting kantor depan dulu harus bagus. Di belakang dulu belum ada apa-apa, cuma ada satu kompor." celetuknya. Tujuan utama Gibran lebih memprioritaskan kantor depan adalah untuk mendapatkan daya tarik dari konsumen. "Kantor ini sebenarnya digunakan untuk test food. Sebelum pelanggan pesan, mereka bisa mencoba dulu makanannya." ungkapnya lagi. Namun usaha ini belum bisa menarik konsumen secara maksimal karena pada umunya mereka lebih percaya pada catering yang sudah memiliki nama.

Gibran memutuskan untuk menerjunkan team marketing untuk menjaring pasar, namun lagi-lagi usahanya sering mendapat penolakan karena cateringnya benar-benar belum dikenal oleh banyak orang. Perlahan tapi konsisten tim pemasaran mulai menjaring konsumen kelas menengah keatas bahkan Gibran sendiri pun ikut turun tangan memperkenalkan usaha dan meyakinkan kepada konsumen baik di rumah-rumah maupun kantor. Usaha dan perjuangan Gibran sangatlah berat, bahkan pernah suatu hari pesanan catering tiba-tiba dibatalkan ketika mendekati hari H. Setelah di selidiki ternyata pesan di batalkan karena saran dari para kerabat yang tidak percaya kepada chilli pari catering karena usahanya masih baru. Setelah itu Gibran meminta ijin untuk datang ke rumahnya. "Uang muka saya kembalikan semua, tapi saya minta ijin untuk sowan (main) kerumahnya, beberapa hari kemudian."

Gibran datang sendiri kerumah demi meyakinkan pelanggan yang telah membatalkan katering dengan membawa katalog dan beberapa sample makanan. Sebenarnya pelanggan tesebut sudah yakin dengan masakannya hanya kurang yakin dengan pelayanan dalam menjamu tamu untuk ribuan orang. Gibran pun kembali meyakinkan orang tersebut bahwa dia menjamin bahwa sinoman (pelayan)-nya lebih dari cukup untuk mensukseskan acara tersebut.

Pada saat masa-masa membangun usaha banyak sekali menghadapi rintangan hingga pernah merasakan rugi, bahkan sangat sering mendapat penolakan dari calon konsumen. Namun perjuangan dan kerja kerasnya sudah terbayar, kini nama Chilli Pari Catering sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat mulai dari desa hingga kota, bahkan hingga ke mancanegara. Chilli Pari Catering adalah salah satu penyedia jasa One Stop Wedding Solution terbaik di kota Solo. Sekarang bisnis katering yang di geluti Gibran sudah melayani katering berbagai event baik nasional maupun internasional. Menu yang di tawarkan adalah masakan jawa, jepang, barat dan masih ingin menambah beberapa menu masakan baru kedepannya. Selain itu Chilli Pari juga menawarkan Gedung Pernikahan, Wedding Event Organization, rias pengantin, dekorasi, undangan, Souvenir, hiburan/entertainment yang dapat menjadi perhitungan untuk kalangan menengah keatas. Bahkan saat ini pun Jokowi menjadi luluh dan mendukung sepenuhnya kerja keras putra sulungnya.

Setelah bisnis katering Chilli Pari dapat berjalan dengan lancar, pria kelahiran 1 Oktober 1987 ini mulai merintis bisnis lain. Menggandeng teman sebagai mitra bisnis, Gibran membuka Markobar yang menjual martabak dengan berbagai topping.

Sang teman merupakan generasi kedua pendiri Markobar, yang berdiri di Solo sejak 1996. Dalam kemitraan ini, Gibran bertugas menggarap pemasaran, sementara sang mitra bertanggungjawab pada bagian produksi dan dapur. “Urusan modal dan keuntungan, semuanya dibagi dua saja,” jelasnya.
Tak ingin melewatkan masa emas bisnis kuliner, Gibran segera membawa Markobar keluar dari Solo. Saat ini Markobar sudah memiliki 5 gerai. Selain di Solo, gerai Markobar tersebar di Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta.
Gibran optimistis, bisnis barunya ini bakal melesat. Sebab, dia melihat, perputaran uang dalam bisnis martabak ini cepat.
Dia memberi contoh, pesanan untuk Markobar Jakarta berkisar 150 – 200 loyang saban hari. Martabak ini dibanderol mulai harga Rp 45.000 untuk topping standar satu rasa, hingga Rp 90.000 untuk martabak dengan topping delapan rasa.
Gibran menargetkan, setiap membuka satu gerai, modalnya harus kembali dalam waktu tiga bulan. Dengan asumsi ini, dia “hakul” yakin, setiap dua bulan bisa membuka dua gerai Markobar.
Sepanjang 2016, suami Selvi Ananda ini menargetkan membuka gerai baru di Bandung, Bali, Manado dan menambah gerai baru di Jakarta.
Bersamaan dengan Markobar, Gibran bersama mitranya juga mendirikan kedai kopi CS Coffee Shop. Kini, sudah ada tiga gerai di Solo, Yogyakarta dan Semarang. Kedai kopi ini berada di satu lokasi dengan gerai Markobar.
Selain itu, Gibran masih memiliki bisnis kuliner lain, yakni ceker ayam bakar. Tak berhenti di situ, Gibran berencana menambah bisnis kuliner terbaru, pasta buntel yang rencananya diperkenalkan Februari ini.
Sulung dari tiga bersaudara ini mengaku, selain Chilli Pari, bisnis yang lain ia jalani dengan menggandeng teman-temannya sebagai mitra. Dia pun selalu mendapat peran di bagian pemasaran. Tak tertutup kemungkinan, ia akan menambah lini kuliner baru jika prospeknya baik. Ia berambisi, selain Chilli Pari, bisnis kulinernya yang lain akan menaklukkan Ibukota.
Sumber :


Komentar

Postingan Populer